Kamu Ditolak?

Aan Setianto
3 min readFeb 24, 2020

--

Teman kamu, si Fulan, mengatakan kamu sebagai orang gila, padahal kamu tidak. Apakah yang harus kamu lakukan ?
Apakah kamu datang ke tengah keramaian, lalu berteriak-teriak menjelaskan kepada orang-orang bahwa kamu tidaklah gila seperti yang dikatakan si Fulan ? Hasilnya, orang-orang yang semula tidak tahu urusan kamu dengan si Fulan malahan jadi yakin kalau kamu gila beneran.

Apabila seseorang meragukan kemampuanmu untuk melakukan tugas tertentu, atau orang meremehkan pendapat terbaikmu, atau bahkan menolak sekaligus menertawakan idemu, kamu bukan orang yang pertama.
Ratusan, mungkin ribuan orang yang sekarang dianggap jenius, ultra kaya, founder very big company bahkan sampai ulama kibar, pada awalnya dulu pernah dianggap gila, ditolak, juga diremehkan orang lain. Saya, meski mungkin belum bisa disejajarkan dengan mereka, juga pernah.

Karena, jika ide atau apapun yang kamu tawarkan selalu diterima orang lain, kemungkinan besar orang tersebut adalah Ibu kamu.

Jadi apa yang harus kamu lakukan jika gagasan kamu, atau bahkan sesuatu yang sudah berhasil kamu buat, tidak diterima orang?

1. Jelaskan dengan gamblang

Jika kamu rumit atau tidak mempunyai pemikiran yang jelas dan mudah untuk disampaikan kepada orang lain, rasanya kamu akan terus ditolak.
Misalnya kamu akan mengajak teman sebagai co-founder untuk bersama-sama membangun bisnis ini, tapi tidak bisa dengan jelas menyampaikan tentang ide cemerlangmu, kamu akan ditolak. Jika kamu tidak bisa menjelaskan ide itu kepada calon investor ideal, kamu juga akan ditolak.

Buatlah ide itu mudah dimengerti oleh siapa saja. Kamu perlu membuat dokumen tertulis yang berisi pokok-pokok dari ide kamu. Tuliskan secara terstruktur yang mudah dicerna otak sebagian besar orang . Mungkin kamu perlu membuat mindmap, karena kamu bisa dengan mudah menjelaskan, dan orang lain bisa cepat paham maksud yang hendak kamu sampaikan.

source: usingmindmaps.com

2. Buktikan mereka keliru

Kamu hanya perlu membuktikan bahwa ide kamu akan berhasil dengan terus mengerjakannya. Tentu saja dengan cara-cara yang tepat agar kemungkinan berhasil menjadi lebih besar. Pada tulisan sebelumnya, ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi terhadap ide yang kamu kerjakan. Maka, sebelum melangkah lebih jauh ke tahap pengembangan produk bahkan tahap produksi, lakukan validasi dulu terhadap ide yang kamu miliki. Beberapa pertanyaan berikut akan membantumu untuk melakukannya :

(Validasi masalah).
Apakah masalah tersebut layak untuk diselesaikan?
Jika calon user tidak berminat atas solusi yang kamu berikan, produk yang akan kamu kembangkan mungkin tidak akan menarik.

(Validasi produk).
Apakah produk yang kamu buat memang dapat menjadi solusi dari permasalahan?

(Validasi pasar).
Apakah solusi yang kamu buat akan diterima masyarakat?
Kamu perlu melakukan riset pasar terlebih dulu.

(Validasi keinginan orang untuk membeli.
Jika masalah terbukti ada, produk yang kamu buat adalah solusi, juga permintaan pasar pun besar, pertanyaan selanjutnya, apakah orang mau mengeluarkan uang untuk solusi yang kamu tawarkan ?

Kamu boleh langsung melanjutkan ke tahap pengembangan produk jika telah yakin bisa memenuhi empat kriteria di atas. Tetapi, jika kamu masih belum yakin, kembalilah ke tahap validasi untuk mempertajam ide hingga kamu merasa bahwa solusi tersebut siap untuk masuk ke tahap selanjutnya. Tetapi, terlalu lama berkutat dengan penyempurnaan ide juga bisa berakibat kamu tidak akan kemana-mana.

Langkah menuju keberhasilan itu kadang paradoks. Ia bisa bertolak belakang. Pada satu sisi ia butuh cepat, pada sisi satunya ia butuh diperlambat.

Menjadikan ide yang kemudian berkembang menjadi produk yang diterima dan menghasilkan pendapatan, memang tidak gampang. Banyak tahapan yang harus dipelajari dan dilakukan. Bahkan kadangkala itu dianggap sebagai sesuatu yang mustahil, hingga kamu bisa mewujudkannya. Inilah checklist yang harus kamu kerjakan untuk membuktikan bahwa ide kamu bisa berjalan sebagai sebuah bisnis.

Semoga berhasil !

Originally published at http://aansetianto.com on February 24, 2020.

--

--

Aan Setianto

Business and Technology Enthusiast | Love to learn and share inspiration