Pemimpin Yang Tidak Memiliki Gelar
Kepemimpinan bukanlah tentang gelar atau jabatan. Tetapi tentang dampak, pengaruh, dan inspirasi. Dampak meliputi cara dalam mendapatkan hasil, pengaruh adalah tentang menyebarkan semangat yang Anda miliki dalam pekerjaan, dan Anda harus mampu menginspirasi rekan satu tim dan para pelanggan.
— Robin S. Sharma
Ini adalah sebuah cerita nyata pada tatanan kehidupan modern saat ini, tentang keberhasilan dalam karir, bisnis, maupun kehidupan. Seorang pemimpin yang tidak memiliki gelar.
Ya,…Anda tidak harus menempuh pendidikan di perguruan tinggi tertentu untuk menjadi pemimpin yang hebat. Anda juga tidak harus menyandang gelar tertentu agar bisa menjadi pemimpin yang kompeten. Meskipun gelar memiliki nilai tambah, tapi menjadi pemimpin hebat tanpa memiliki gelar juga sangat mungkin untuk diwujudkan.
Mengapa ?
Karena setiap orang sudah mempunyai “kekuatan” secara alami.
- Setiap orang memiliki kekuatan untuk mampu bekerja setiap hari dan mengekspresikan yang terbaik dari dalam diri mereka.
- Setiap orang memiliki kekuatan untuk menginspirasi, mempengaruhi dan meninggikan martabat setiap orang yang mereka temui dengan keteladanan yang baik.
- Setiap orang bisa dengan penuh semangat mendorong perubahan positif pada setiap kondisi negatif.
- Setiap orang bisa memperlakukan rekan kerja / bisnis nya dengan penuh hormat, penuh penghargaan, dan kebaikan sehingga mampu meningkatkan budaya organisasi dengan sebaik-baiknya. Anda tidak perlu gelar untuk melakukan semua itu !
Pemimpin Bukan Tentang Jabatan
Setiap orang bisa menjadi pimpinan, tetapi tidak semua orang bisa jadi pemimpin.
Pemimpin itu bukan tentang jabatan, bukan tentang posisi, bukan struktur organisasi.
Tetapi kemampuan Anda dalam mempengaruhi orang-orang. Tentang cara hidup Anda yang berpengaruh pada orang lain.
Sementara jabatan adalah sesuatu yang seharusnya bukan untuk pemenuhan hasrat pribadi, bukan untuk menyombongkan diri, bukan untuk pengakuan orang lain. Tetapi apa yang akan Anda perbuat dengan jabatan itu.
Leader is made, not born.
Dia harus melewati banyak proses untuk menjadi pemimpin. Meraih kemenangan, mengalami kegagalan, jatuh lalu bangun lagi, mencoba lagi sesuatu yang baru, terus begitu.
Setiap pemimpin yang hebat mempunyai persamaan. Dia memiliki nilai-nilai yang baik : integritas, transparan, mudah diakses, tidak punya agenda tersembunyi, selalu menciptakan ide-ide, siap untuk perubahan.
Pemimpin yang hebat akan mengerjakan sesuatu yang benar dengan cara yang benar.
They do the right things, and do the things right
Pemimpin sejati tidak pernah mengharapkan sesuatu diubah untuk dirinya sendiri. Tetapi dia mengubah sesuatu untuk kebaikan orang lain dan dunia.
Setiap Orang Adalah Pemimpin
Setiap orang adalah pemimpin, dengan tanggung jawabnya masing-masing. Seorang pejabat, direktur, manajer, staff, seorang ayah sekaligus suami, seorang ibu sekaligus isteri, semua akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang dipimpinnya.
Jadi,
Kita semua adalah pemimpin.
Lalu, jika kita semua adalah pemimpin, apa artinya bagi individu dan organisasi?
Jika saya mencoba bertanya secara acak kepada orang-orang apakah mereka menganggap diri mereka sebagai pemimpin, maka paling tidak ada tiga jenis jawaban :
- Ya, saya adalah seorang pemimpin
- Tidak, saya bukan seorang pemimpin
- Mungkin saya seorang pemimpin, saya tidak tahu pasti, maksud gimana nih?
Ada beberapa alasan mengapa Anda tidak mempertimbangkan diri Anda sendiri sebagai pemimpin :
- Anda tidak memiliki peran kepemimpinan formal. Bagi Anda, orang lain adalah seorang pemimpin.
- Anda tidak ingin menjadi seorang pemimpin. Anda merasa baik-baik saja dipimpin oleh orang lain.
- Anda tidak tahu apa arti sebenarnya kepemimpinan.
Nah, jika saat ini Anda merasa punya peran dalam kepemimpinan (seperti menjadi manager, menjadi direktur), Anda mungkin bingung dengan gagasan bahwa setiap orang tiba-tiba menjadi pemimpin.
Lalu, apa artinya otoritas yang saya peroleh dengan susah payah ?
Jawabannya ada pada perbedaan antara pemimpin yang formal
(sesuai peran dan jabatan pada kartu nama), dan pemimpin yang mengadopsi pola pikir (mindset) kepemimpinan.
Kita bisa menyebut mereka Formal Leader (FL) dan Mindset Leader (ML)
Keyakinan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin bukanlah hasil dari perjuangan kesetaraan atau demokrasi. Melainkan lebih pada kebutuhan bisnis untuk segera memberikan hasil dalam dunia industri yang serba dinamis.
Ini mirip seperti situasi medan perang, yaitu tindakan terdekat yang berada dalam posisi yang lebih baik, untuk membuat keputusan saat itu juga, daripada menunggu instruksi atasan yang jauh dari garis depan.
Kita bisa melihat pendekatan mindset leader ini, seperti pada unit militer elit seperti kopasus, yang di permukaan sepertinya organisasi mereka terlihat seperti hierarki tradisional, struktur dengan banyak pangkat dan tingkat komando. Tetapi saat menghadapi tuntutan dan kondisi yang berubah dengan cepat di mana taruhannya sangat tinggi, maka harus ada keseimbangan antara formal leader dan mindset leader.
Kepemimpinan bukanlah tentang posisi, ini adalah tentang mindset. Dan mindset itu terbuka bagi siapa saja yang peduli untuk mengadopsinya, terlepas dari tempatnya, industri, pekerjaan, situasi atau keadaan lain.
Satu-satunya kendala sebenarnya adalah pada diri kita sendiri.
Begitu kita mulai percaya bahwa kita bisa menjadi seorang pemimpin, sikap kita terhadap dunia di sekitar kita akan mulai berubah
Semoga bermanfaat.
Originally published at https://aansetianto.com.